Friday, March 19, 2021

Obsesi Aneh Setiap Negara

 

Kita semua pasti memiliki sebuah obsesi, entah itu hal-hal adiktif seperti seks, narkoba, dan alkohol atau hal-hal umum seperti uang atau binatang peliharaan. Jauh di luar sana, beberapa negara justru memiliki obsesi yang cukup aneh dan tidak wajar. Artikel ini akan membahas beberapa obsesi tersebut. Berikut daftarnya.

1. Tiongkok terobsesi dengan pejalan kaki
Oke, mungkin yang satu ini sedikit menyeramkan. Seperti yang kita ketahui, kota-kota besar di Tiongkok sangatlah padat sehingga sangat sulit untuk menyeberang jalan di sana. Selain itu, muka kalian akan ditampilkan di layar besar jika kalian melakukan pelanggaran ketika sedang berjalan kaki (jaywalking).

Jika kalian ingin menghapusnya, kalian punya dua pilihan: membantu petugas lalu lintas selama 20 menit atau membayar denda. Di kota Dàyě, terdapat sebuah tiang sensorik yang akan menyemprot kaki kalian kalau mencoba menyeberang jalan sebelum waktunya. Mereka juga memakai teknologi pengenalan wajah di samping alat itu.

Pada tahun 2013, lebih dari 260.000 kematian akibat kecelakaan lalu lintas terjadi di Tiongkok. Jadi, wajar saja kalau mereka memakai sistem itu. Atau, alasan lainnya mungkin karena mereka ingin menilai seberapa "baik" warganya berperilaku di tempat umum.

2. Taiwan terobsesi dengan mesin cakar
Mesin cakar benar-benar menguasai Taiwan. Bahkan, mesin cakar telah menjadi sumber pendapatan pajak terbesar untuk industri hiburan Taiwan. Hal ini wajar karena hadiah yang disediakan oleh mesin cakar di sana bukan hanya boneka binatang, melainkan juga pengering rambut, pakaian dalam, dan sayuran.

Beberapa bahkan sempat menawarkan produk medis seperti masker wajah, walau hal itu dilarang oleh otoritas Taiwan. Faktor ekonomi tampaknya menjadi alasan di balik obsesi ini. Gaji masyarakat Taiwan sendiri tidak begitu besar. Hal ini membuat para pekerja melihat mesin-mesin ini sebagai investasi besar dan sebuah hiburan yang cukup terjangkau.

3. Rusia terobsesi dengan jarang tersenyum
Orang Rusia tidak suka tersenyum, dan ini adalah sebuah fakta. Kuba Kyrs, seorang psikolog dari Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia, melakukan sebuah penelitian dengan meminta ribuan orang dari 44 negara untuk melihat delapan wajah tersenyum dan tidak tersenyum. Kyrs kemudian meminta mereka untuk menilai kecerdasan dan kejujuran dari orang-orang itu.

Dari penelitian tersebut, ditemukan kalau masyarakat Rusia menilai orang-orang yang tersenyum memiliki kualitas yang rendah dalam hal kecerdasan dan kejujuran. Penelitian Kyrs juga menunjukkan bahwa semakin korup suatu masyarakat, semakin sedikit pula kepercayaan mereka pada orang yang tersenyum.

Kebetulan, Rusia adalah salah satu negara yang korup. Dalam sebuah survey korupsi pada tahun 2017, Rusia berada di posisi 135 dari 180 negara.

4. Islandia terobsesi dengan licorice
Islandia dikenal sebagai "Tanah Licorice" karena masyarakatnya sangat tergila-gila pada makanan manis itu. Di sana, terdapat licorice hitam di setiap pom bensin dan lorong supermarket. Toko es krim di sana juga menawarkan licorice lembut yang bisa dilapisi dengan licorice yang keras.

Mereka juga sangat suka mencampur cokelat dengan licorice. Singkatnya, mereka mengonsumsi bubuk licorice dalam jumlah yang besar, mulai dari kismis berlapis licorice sampai permen karet licorice berlapis cokelat. Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi?

Melansir dari Atlas Obscura, para pemukim pertama Islandia kesulitan untuk menanam apa pun di tengah iklim yang ekstrem tersebut. Sampai akhirnya mereka menemukan licorice, akar manis yang menurut mereka bisa ditanam di manapun dengan mudah.

5. Australia terobsesi dengan nama julukan
Kalian mungkin sering membuat nama julukan untuk teman dekat kalian. Namun, tidak ada yang bisa mengalahkan orang Australia dalam hal pemberian nama julukan. Kamus Oxford mengatakan kalau orang Australia telah memberikan satu kata terpenting di abad ke-21, yakni "selfie."

Orang Australia menyebut ambulans "ambos" dan telepon seluler "mob." Nyamuk adalah "mozzies" dan kemiskinan adalah "povo." Ketika orang Australia ingin berhubungan seks, mereka mungkin akan bertanya kepada pasangannya apakah mereka ingin "have a root" atau tidak.

Beberapa peneliti percaya kalau masyarakat Australia memiliki small poppy syndrome, yang mencerminkan nilai-nilai utama di sana seperti persahabatan, keramahan, informalitas, dan solidaritas dengan orang Australia lainnya.

6. Argentina terobsesi dengan psikoanalisis
Seberapa besar obsesi orang Argentina terhadap sofa dan psikoanalisis? Menurut data dari WHO, ada sekitar 194 psikolog per 100.000 orang di Argentina. Tentunya, mereka menempati posisi pertama sebagai negara dengan jumlah psikolog dan/atau psikoanalis terbanyak di dunia. Finlandia berada di urutan kedua dengan hanya 57 per 100.000 orang.

Orang Argentina sangat menghormati psikoanalisis. Bahkan, mantan presiden Argentina, Mauricio Macri, terus mendorong praktik psikoanalisis untuk "menyembuhkan" Argentina. Mereka menganggap kalau implementasi psikoanalisis dalam skala besar dapat menjadi kunci untuk membuka pintu stabilitas ekonomi dan menekan inflasi di negara tersebut.

Kebanyakan penduduk Argentina sendiri berasal dari keluarga yang beremigrasi dari Spanyol dan Italia. Dengan kata lain, mereka memiliki masalah identitas yang serius.

Di tahun 1990-an, ada pepatah yang mengatakan kalau orang Argentina adalah "orang Italia yang berbicara bahasa Spanyol, bertindak seolah-olah mereka adalah orang Prancis dan mengira kalau mereka adalah orang Inggris."

7. Denmark terobsesi dengan suasana yang nyaman
Penduduk Denmark sangat terobsesi dengan hygge. Berasal dari kata Norwegia di abad ke-16, hugga, hygge sendiri berarti suasana nyaman yang berkaitan dengan perasaan sehat, puas, dan sejahtera. Atau, dengan kata lain, santai saja. Bagi mereka, musim dingin adalah waktu yang paling hygge.

Suasana di luar rumah mungkin terasa dingin, tidak menyenangkan, dan sangat tidak hygge. Namun di dalam rumah, tepatnya duduk di dekat perapian sambil mengenakan kaus kaki wol dan meminum cokelat panas adalah suasana yang sangat hygge. Melihat hal ini, tak heran kalau Denmark menjadi negara paling bahagia kedua setelah Finlandia.

Ternyata, masyarakat di negara lain memiliki obsesi yang cukup unik juga ya. Jadi, apakah kalian memiliki obsesi yang sama dengan mereka? Atau mungkin saja, kalian punya obsesi yang lebih aneh dari mereka?